Saturday, February 22, 2014

INFLASI

Inflasi adalah salah satu materi favorit saya di kelas ekonomi. Mungkin karena tahun 1998 dulu, kata ini adalah kata paling populer dan sering banget disebut-sebut di berbagai media massa. Televisi, koran nasional, radio, dan lain sebagainya. Sementara waktu itu, saya masih berusia delapan tahun dan tidak paham apa-apa.

Sekitar 12 tahun kemudian, baru saya memahami apa arti inflasi yang sebenarnya, dan hubungannya dengan sebab-dan-akibatnya. 12 tahun, karena bahkan di bangku SMA pun materi tentang inflasi ini tidak masuk dengan baik ke dalam otak saya. setelah saya tahu lebih dalam mengenai inflasi, baru saya merasa dongeng ekonomi pada saat saya berusia delapan tahun itu berubah menjadi sesuatu yang masuk akal dan dapat dikaji.

Inflasi, pada dasarnya adalah kenaikan harga barang secara umum dan terus-menerus. Karena naiknya harga barang, maka nilai uang yang berlaku menjadi turun. Beberapa orang bingung dengan konsep "Harga naik, nilai mata uang turun" ini. Intinya adalah, ketika harga-harga naik, uang dengan jumlah yang sama hanya akan bisa membeli barang yang sama dengan jumlah yang lebih sedikit.

Beberapa hal yang menyebabkan inflasi dapat dikategorikan menjadi empat, yaitu:
  1. Demand pull inflation
  2. Cost push inflation
  3. Imported inflation
  4. Domestic inflation
Demand pull inflation, yang secara bahasa artinya inflasi akibat tarikan permintaan, adalah kenaikan harga yang terjadi karena banyaknya permintaan (excess demand). Banyaknya jumlah permintaan yang tidak terpenuhi ini menyebabkan para produsen dan penjual menaikkan harga agar mendapat keuntungan yang lebih besar. Jika terjadi secara umum, hal ini akan menyebabkan demand pull inflation.

Cost push inflation, yaitu inflasi yang disebabkan karena dorongan biaya produksi. Contoh paling kongkrit dari cost push inflation adalah kenaikan harga BBM. Karena naiknya harga BBM, hampir seluruh barang produksi maupun barang konsumsi mengalami kenaikan harga, mengingat perdagangan dan penyaluran barang membutuhkan biaya transportasi. Contoh lain, yaitu naiknya gaji atau upah karyawan. Naiknya UMR atau UMP juga dapat menyebabkan inflasi, karena jika dilihat dari sisi produsen, biaya produksi yang dikeluarkan tentu akan meningkat dan hal ini memaksa produsen untuk menaikkan harga jual barangnya. Secara menyeluruh, hal ini akan menyebabkan inflasi karena dorongan biaya.

Imported inflation, dari namanya kita tentu tau apa penyebabnya; barang impor. Inflasi yang satu ini adalah inflasi yang sifatnya "menular", ketika negara kita sedang adem ayem dengan tingkat inflasi yang aman, kita bisa saja 'tertular' inflasi dari negara lain yang sedang mengalami inflasi, karena adanya hubungan ekspor dan impor dengan negara tersebut. Misalnya, sebagai negara agraris yang (masih) mengimpor beras, kita bisa saja mengalami inflasi apabila negara pengekspor mengalami inflasi. Negara yang mengalami inflasi otomatis menjual barangnya dengan harga yang lebih mahal baik untuk di dalam negerinya maupun di luar negerinya. Oleh karena itulah inflasi ini dapat menular pada negara lain yang terhubung dengan perdagangan internasional

Domestic inflation. Secara bahasa, artinya adalah inflasi domestik, inflasi dalam negeri. Namun, apa penyebabnya? Pernah mendengar pertanyaan polos dari seorang siswa SD mengenai pencetakan uang? Kira-kira begini yang seringkali saya dengar;
"Bu.. kan katanya negara kita banyak hutang. Kenapa kita nggak cetak aja uang yang banyak, terus bayar utangnya? Uang kan tinggal cetak dan gunting..."
Pernyataan itu tidak salah. Ya, uang kertas yang kita gunakan sekarang tinggal cetak dan gunting, tapi terpikirkah oleh kita, betapa banyaknya uang tersebut beredar di masyarakat nantinya? Ini salah satu penyebab domestic inflation, yaitu terlalu banyaknya uang yang beredar dibandingkan dengan jumlah barang yang dihasilkan. Misalnya, karena APBN mengalami defisit (kelebihan pengeluaran dibandingkan pendapatan) hal ini menyebabkan pemerintah terpaksa mencetak uang baru untuk membiayai pembangunan negara. Hal ini menyebabkan jumlah uang yang beredar terlalu banyak. Apa yang terjadi jika jumlah uang yang beredar terlalu banyak? Jumlah permintaan dari konsumen akan bertambah, sedangkan produsen yang sudah memiliki banyak uang tidak menambahkan jumlah produksinya. Hal ini dapat menjadi dampak bagi demand pull inflation dan tentu dampaknya adalah, kenaikan harga barang secara umum yang kita kenal dengan inflasi.

Dampak Inflasi
Inflasi tidak selamanya memiliki dampak negatif, meski sebagian besar dampaknya adalah negatif. Dampak negatif dirasakan hampir oleh semua orang; konsumen, pekerja dengan gaji tetap, bagi para penabung, bahkan bagi kreditor. Namun, dampak positif juga dapat terjadi, salah satunya dirasakan oleh produsen dan debitor. Bisakah kamu menganalisis, mengapa produsen dan debitor diuntungkan dalam keadaan inflasi?

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...