Showing posts with label economy. Show all posts
Showing posts with label economy. Show all posts

Wednesday, September 17, 2014

Oh, Drama!

Minggu ini, pembahasan tentang ketenagakerjaan menginjak pada subbab mengenai jenis-jenis pengangguran. Bab yang satu ini memang unik, salah satu rekan guru saya (yang mengajar di bidang IPA) bahkan sempat bercanda dengan setengah kaget; "Hah?! Pengangguran juga dipelajari, ya?!" Begitu katanya..

Pengangguran adalah salah satu masalah Ekonomi Makro. Banyaknya pengangguran menyebabkan produksi agregat menurun, dan hal ini akan menyebabkan pendapatan perkapita menjadi kecil. Sudah menjadi kewajiban bagi kita semua untuk mengetahui hal apa saja yang menyebabkan pengangguran, dan bagaimana cara mengatasinya.

Pengangguran terdiri dari 5 jenis yang berbeda berdasarkan penyebabnya, yaitu: Pengangguran Struktural, Konjuntural, Musiman, Friksional, dan Teknologi. (Saya biasa menyingkatnya SKM Fri Tek) Dengan penyampaian metode ceramah biasa, tentu tidak akan membuat pengajaran menjadi mengasyikan. Oleh karena itu, saya menugaskan siswa untuk membuat drama.

Pertama, saya membagi kelas menjadi lima kelompok. Lalu, saya mengundi tiap kelompok untuk mendapatkan jenis-jenis pengangguran yang berbeda. Sebelumnya, saya sudah mempersiapkan kertas undian lengkap dengan penjelasan pengangguran yang berbeda.



Setelah diundi, tiap-tiap kelompok diberi waktu untuk berdiskusi. Mereka membagi peran dan menyusun dialog. Beberapa sangat kaget ketika saya bilang mereka harus mementaskannya di kelas pada hari yang sama, masih pada jam KBM yang sama. Namun yang lain terlihat sangat antusias.

Alhasil, dari 5 kelompok, hanya 2-3 kelompok yang bisa langsung pentas di setiap kelasnya. Saya cukup dikejutkan dengan kemampuan akting siswa yang jenaka, serta kekompakan mereka dalam menyusun dan menampilkan cerita.

Salah satu yang paling menguras tawa adalah ketika siswa mementaskan drama mengenai pengangguran teknologi. Dalam drama ini, bahkan ada siswa yang mendapat peran sebagai mesin. 😁 Tak kalah lucunya, seorang siswa yang mendapat peran sebagai boss, mendadak lupa skenario dan harus mengintip skrip. Saking nervousnya, ia malah membaca skrip milik narator. Maka ditengah dialog seorang boss yang sedang memecat pegawanya, ia malah membaca "Pada suatu hari... eh?" dan seluruh kelas terpingkal.



Setelah menyaksikan setiap pentas drama, audience diminta untuk membuat tabel ringkasan mengenai apa penyebab utama dari setiap jenis pengangguran tersebut. Kemudian nantinya, setiap kelompok akan ditugaskan untuk mendiskusikan cara mengatasinya.

Monday, August 18, 2014

Class Laughter #1

*sedang mempresentasikan hasil pengumpulan data mengenai negara maju dan berkembang*

Siswa A: Finlandia sempat memiliki hutang luar negeri yang sangat banyak, mencapai US $ 30++...
Kelas: *menyimak*
Siswa A: Namun, Finlandia mampu bangkit dari keterpurukan tersebut. bakwan, Finlandia menjadi salah satu negara yang..
Kelas: Bakwan?
Siswa A: Maksud saya, bahkan..
Kelas: Mulai lapaa~ar mulai lapaar~

pic source

Sunday, May 11, 2014

The Pre-Test Effect

Minggu ini, materi di kelas Ekonomi adalah materi yang sangat umum dan tidak asing; mengenai Uang dan Bank. Saya berfikir, menjelaskan di depan kelas tentang uang dan bank hanya akan membuat siswa bosan, karena masing-masing siswa sudah memiliki deskripsi masing-masing mengenai apa itu uang dan bank.

Oleh karena itu, saya menggunakan metode pre-test. Tanpa menjelaskan sedikitpun teori-teori uang dan bank, saya ingin tau sejauh mana pengetahuan mereka tentang hal-hal tersebut. 

7 pertanyaan dasar mengenai uang dan bank saya lontarkan, dan harus dijawab siswa tanpa bertanya apa lagi melihat buku. Ternyata pre-test bisa menghasilkan respon yang beragam. Beberapa merasa sulit mendeskripsikan "Apa itu uang?" dalam bahasa yang ilmiah. Mereka juga kebingungan ketika diminta menyebutkan jenis-jenis bank dan produk-produk bank. Akhirnya, jawaban yang ditulis tak sedikit yang mengundang tawa.

"Uang adalah sesuatu yang bisa dipakai untuk membeli dan membayar, bu! Yang bisa dipinjamkan juga.." kata seorang siswa nyeletuk, ketika sesi pembahasan. Seluruh kelas tergelak. "Jadi, kalau tidak bisa dipinjamkan, namanya bukan uang?" Kata siswa yang lain nyeletuk iseng.

Setelah menulis se-konyol apapun jawaban mereka, mereka diperbolehkan mengecek jawabannya dengan materi di buku paket.Saya cukup kaget melihat para siswa begitu excited untuk membuka buku dan mencari jawaban, karena mereka didorong dengan rasa ingin tau-dan ingin memverifikasi jawabannya sendiri.

Ternyata, pre-test punya efek yang bagus. Selain membantu siswa berfikir kreatif mengenai pelajaran yang belum pernah disampaikan, pre-test juga membangun rasa ingin tau siswa.

Friday, April 18, 2014

Question Cards Game

Baiklah, saya memang tidak terlalu ahli dalam membuat nama untuk sebuah permainan. "Question Cards Game" adalah nama dadakan yang saya pikirikan, dan iya, namanya memang mainstream. Konsep tentang metode pembelajaran yang satu ini saya pikirkan dalam waktu yang singkat, sekitar 12 jam sebelum mengajar di kelas, saya gelisah mengingat metode untuk mengajar besok belum matang dipersiapkan. Akhirnya, saya terpikir untuk memberikan soal dengan cara yang "berbeda"

Siswa akan sangat tegang apabila mengetahui kegiatan belajar hari ini adalah mengerjakan soal. Mereka seolah paranoid dengan kalimat "Oke, sekarang keluarkan kertas selembar!". Kenapa saya tau mereka paranoid? Karena setiap saya mengatakan hal itu, siswa selalu menarik nafas berat, beberapa memekik tertahan, dan bertanya "Ulangan, bu?". Bahkan pada kertas selembarpun mereka seolah ketakutan. http://eemoticons.net

Akhirnya, saya berinisiatif untuk membuka pelajaran dengan kalimat yang berbeda kali ini, saya mengatakan "Hari ini kita akan bermain kartu!" http://eemoticons.net Kelas langsung ricuh dan beberapa nyeletuk "Remi bu? Gapleh?" "Kok main kartu sih?" "Wah..aku gak bisa kalau remi.." dan celetukan celetukan lainnya. Alhamdulillah, dari mulai pemberitauhan aturan main sampai akhir permainan, semua siswa terlihat antusias.



Jadi.. inilah yang saya persiapkan:

Materials:
- 12 kartu pertanyaan dengan kode
- 12 kartu jawaban dengan kode yang sama dengan kartu pertanyaan
- Meja belajar di kelas diatur agar siswa dapat duduk belingkar
- Stopwatch atau timer untuk memperhatikan waktu

Aturan Main:
  • Siswa diperbolehkan memilih pasangannya, permainan ini dilakukan secara berpasangan
  • Pada setiap babak, siswa diperbolehkan mengambil satu kartu soal dan diberi waktu tujuh menit untuk mengerjakan soal pada buku tulisnya masing-masing. (Lamanya waktu merupakan kesepakatan bersama. Untuk soal hitungan biasanya membutuhkan waktu lama)
  • Setelah waktu habis, siswa harus menyimpan kembali kartunya
  • Setelah menyimpan kartu, siswa diperbolehkan untuk mengecek kebenaran jawabannya dengan cara melihat kartu jawaban
  • Siswa melakukan skoring sesuai dengan petunjuk
  • Siswa dapat 'menyerah' untuk mengerjakan soal, dengan menyimpan kartu soal dan TIDAK mengecek kebenarannya dengan melihat kartu jawaban
Skoring:
- Setiap jawaban benar mendapatkan nilai +3
- Setiap jawaban salah mendapatkan nilai -1
- Setiap soal yang tidak selesai dikerjakan (siswa menyerah dan tidak lihat kartu jawaban), maka nilainya 0

Dengan aturan skoring mandiri, ini juga memberikan pembelajaran bagi siswa untuk berlaku jujur. Mereka menilai sendiri pekerjaan mereka dan dituntut untuk jujur. Sebelumnya, telah disepakati bahwa pasangan yang mendapat nilai terendah harus mendapatkan hukuman. Hukuman tersebut ditentukan oleh pasangan yang nilainya tertinggi. Hukumannyapun harus edukatif, misalnya menjelaskan salah satu soal di depan kelas, dan sebagainya.

Dengan metode ini, seluruh siswa terpaksa untuk aktif. Setidaknya, semua siswa berusaha untuk 'aman' dari skor terendah. Tugas gurupun lebih ringan, hanya memegang waktu dan mengawasi. Inilah yang dinamakan "student centered learning method", metode belajar tipe "berpusat pada anak" memang membutuhkan persiapan yang matang dari guru.



Saturday, February 22, 2014

INFLASI

Inflasi adalah salah satu materi favorit saya di kelas ekonomi. Mungkin karena tahun 1998 dulu, kata ini adalah kata paling populer dan sering banget disebut-sebut di berbagai media massa. Televisi, koran nasional, radio, dan lain sebagainya. Sementara waktu itu, saya masih berusia delapan tahun dan tidak paham apa-apa.

Sekitar 12 tahun kemudian, baru saya memahami apa arti inflasi yang sebenarnya, dan hubungannya dengan sebab-dan-akibatnya. 12 tahun, karena bahkan di bangku SMA pun materi tentang inflasi ini tidak masuk dengan baik ke dalam otak saya. setelah saya tahu lebih dalam mengenai inflasi, baru saya merasa dongeng ekonomi pada saat saya berusia delapan tahun itu berubah menjadi sesuatu yang masuk akal dan dapat dikaji.

Inflasi, pada dasarnya adalah kenaikan harga barang secara umum dan terus-menerus. Karena naiknya harga barang, maka nilai uang yang berlaku menjadi turun. Beberapa orang bingung dengan konsep "Harga naik, nilai mata uang turun" ini. Intinya adalah, ketika harga-harga naik, uang dengan jumlah yang sama hanya akan bisa membeli barang yang sama dengan jumlah yang lebih sedikit.

Beberapa hal yang menyebabkan inflasi dapat dikategorikan menjadi empat, yaitu:
  1. Demand pull inflation
  2. Cost push inflation
  3. Imported inflation
  4. Domestic inflation
Demand pull inflation, yang secara bahasa artinya inflasi akibat tarikan permintaan, adalah kenaikan harga yang terjadi karena banyaknya permintaan (excess demand). Banyaknya jumlah permintaan yang tidak terpenuhi ini menyebabkan para produsen dan penjual menaikkan harga agar mendapat keuntungan yang lebih besar. Jika terjadi secara umum, hal ini akan menyebabkan demand pull inflation.

Cost push inflation, yaitu inflasi yang disebabkan karena dorongan biaya produksi. Contoh paling kongkrit dari cost push inflation adalah kenaikan harga BBM. Karena naiknya harga BBM, hampir seluruh barang produksi maupun barang konsumsi mengalami kenaikan harga, mengingat perdagangan dan penyaluran barang membutuhkan biaya transportasi. Contoh lain, yaitu naiknya gaji atau upah karyawan. Naiknya UMR atau UMP juga dapat menyebabkan inflasi, karena jika dilihat dari sisi produsen, biaya produksi yang dikeluarkan tentu akan meningkat dan hal ini memaksa produsen untuk menaikkan harga jual barangnya. Secara menyeluruh, hal ini akan menyebabkan inflasi karena dorongan biaya.

Imported inflation, dari namanya kita tentu tau apa penyebabnya; barang impor. Inflasi yang satu ini adalah inflasi yang sifatnya "menular", ketika negara kita sedang adem ayem dengan tingkat inflasi yang aman, kita bisa saja 'tertular' inflasi dari negara lain yang sedang mengalami inflasi, karena adanya hubungan ekspor dan impor dengan negara tersebut. Misalnya, sebagai negara agraris yang (masih) mengimpor beras, kita bisa saja mengalami inflasi apabila negara pengekspor mengalami inflasi. Negara yang mengalami inflasi otomatis menjual barangnya dengan harga yang lebih mahal baik untuk di dalam negerinya maupun di luar negerinya. Oleh karena itulah inflasi ini dapat menular pada negara lain yang terhubung dengan perdagangan internasional

Domestic inflation. Secara bahasa, artinya adalah inflasi domestik, inflasi dalam negeri. Namun, apa penyebabnya? Pernah mendengar pertanyaan polos dari seorang siswa SD mengenai pencetakan uang? Kira-kira begini yang seringkali saya dengar;
"Bu.. kan katanya negara kita banyak hutang. Kenapa kita nggak cetak aja uang yang banyak, terus bayar utangnya? Uang kan tinggal cetak dan gunting..."
Pernyataan itu tidak salah. Ya, uang kertas yang kita gunakan sekarang tinggal cetak dan gunting, tapi terpikirkah oleh kita, betapa banyaknya uang tersebut beredar di masyarakat nantinya? Ini salah satu penyebab domestic inflation, yaitu terlalu banyaknya uang yang beredar dibandingkan dengan jumlah barang yang dihasilkan. Misalnya, karena APBN mengalami defisit (kelebihan pengeluaran dibandingkan pendapatan) hal ini menyebabkan pemerintah terpaksa mencetak uang baru untuk membiayai pembangunan negara. Hal ini menyebabkan jumlah uang yang beredar terlalu banyak. Apa yang terjadi jika jumlah uang yang beredar terlalu banyak? Jumlah permintaan dari konsumen akan bertambah, sedangkan produsen yang sudah memiliki banyak uang tidak menambahkan jumlah produksinya. Hal ini dapat menjadi dampak bagi demand pull inflation dan tentu dampaknya adalah, kenaikan harga barang secara umum yang kita kenal dengan inflasi.

Dampak Inflasi
Inflasi tidak selamanya memiliki dampak negatif, meski sebagian besar dampaknya adalah negatif. Dampak negatif dirasakan hampir oleh semua orang; konsumen, pekerja dengan gaji tetap, bagi para penabung, bahkan bagi kreditor. Namun, dampak positif juga dapat terjadi, salah satunya dirasakan oleh produsen dan debitor. Bisakah kamu menganalisis, mengapa produsen dan debitor diuntungkan dalam keadaan inflasi?

Thursday, February 20, 2014

Learning Sources are Everywhere!

Memasuki semester genap, materi yang termuat di pelajaran ekonomi tak hanya mengenai teori. Pada semester genap, siswa mulai diajak untuk mengetahui bahwa semua hal yang terjadi di sekitar mereka tidak akan lepas dari teori ekonomi yang termuat di buku mereka. sayangnya, tidak semua siswa ngeh bahwa apa yang dipelajari mereka sekarang tidak jauh dengan apa yang diberitakan reporter cantik di layar televisinya, mungkin karena mereka mampir ke chanel berita hanya beberapa menit.

Oleh karena itu, akhir-akhir ini saya 'memaksa' mereka untuk melihat dunia di sekitarnya dan meminta mereka menghubungkan dengan teori di buku teks mereka. Seperti beberapa minggu lalu, saya meminjam setumpuk koran langganan sekolah dan membawanya ke kelas. Koran bukan hal yang asing, sebenarnya. Tapi baru saat itulah mereka menemukan bahwa kejadian-kejadian ekonomi yang hanya mereka khayalkan di kelas, juga benar-benar terjadi pada negrinya. Seperti inflasi, kemiskinan, pemerataan pendapatan, dan lain sebagainya.





Koran hanya salah satu media untuk menunjukkan pada siswa bahwa apa yang mereka pelajari itu penting. (Mengingat beberapa siswa malas sekolah karena merasa apa yang dipelajari di sekolah itu tidak penting) Dan selain koran, tentu sangat banyak media yang dapat digunakan untuk melengkapi pembelajaran. Terlebih sains.salah satu rekan guru yang mengajar Biologi bahkan menyimpan roti yang sudah berjamur di laci mejanya, "untuk penelitian", katanya.

Minggu depan, saya menugaskan para siswa untuk observasi langsung pada pedagang kaki lima sebagai media (sekaligus metode) pembelajaran kewirausahaan, yaitu menghitung titik balik modal (Break even Point). It gonna be fun! Yap. Sebenarnya, tidak ada alasan untuk malas belajar atau mengajar. Because learning sources are everywhere!

Monday, November 25, 2013

Using Facts as Learning Media

Tujuan utama proses pembelajaran adalah membentuk mereka yang nantinya akan terjun ke masyarakat. Ke dunia yang sebenarnya. Ke dunia yang awalnya hanya mereka lihat melalui buku, layar komputer atau televisi. Karena itulah, siswa seharusnya tidak hanya belajar memelototi papan tulis, menulisi kertas dan membaca buku. Mereka juga harus tau bahwa segala hal yang mereka pelajari di buku, juga terjadi si sekitar kehidupan mereka.

Memberi contoh adalah salah satu cara yang efektif untuk membuat teori yang abstrak menjadi lebih kongkrit. Dalam pelajaran sosial, biasanya hal ini lebih mudah digunakan.

Di kelas Ekonomi saya contohnya, saya mendapatkan momen yang tepat di pertengahan Oktober lalu. Ketika materi berjalan dan sampai pada materi HUKUM PERMINTAAN, PENAWARAN dan HARGA, kebetulan momen idul adha menjelang, dan pedagang hewan ternak dadakan menjamur di pinggiran jalan. Fenomena ini saya manfaatkan sebagai media, agar para siswa tau bahwa HUKUM PERMINTAAN dan PENAWARAN betul-betul terjadi pada prakteknya.

Saat itu, saha menugaskan mereka untuk mewawancarai para penjual hewan ternak. Mereka harus cari tau bagaimana tren perubahan harga sebelum atau sesudah momen Idul Adha. Pada akhirnya, mereka dapat menyimpulkan bahwa banyak hal yang dapat memengaruhi harga, permintaan dan penawaran.

Fakta adalah media belajar yang paling efektif. Libatkan siswa untuk mengidentifikasi dan menganalisis fakta yang terjadi, maka teori yang guru ajarkan tidak hanya sebatas tulisan di kertas. Dan juga, belajar dari fakta itu menyenangkan! ;)

Tuesday, October 8, 2013

yang Paling Mulia, yang Paling Kere

Isu tentang rencana penertiban para gelandangan, pengemis dan pengamen (Gepeng) di kota Bandung mungkin sudah bukan berita baru lagi. Ya, kalian bisa melihatnya di berbagai portal berita, sepotong cerita tentang walikota Bandung yang menawarkan pekerjaan bagi para Gepeng. Mulia, kan?

Para Gepeng biasanya punya alasan yang klise untuk menolak penertiban: "kami ditertibkan, tidak boleh meminta-minta, padahal kami butuh makan. Pekerjaanpun kami tak punya karena tidak ada yang mau menerima kami. Sekolah saja tidak lulus karena biaya.." dan blablabla. Namun, kali ini seharusnya aksi protes tersebut tak perlu lagi digaungkan karena pemerintah kota memberikan pilihan: bekerja sebagai penyapu jalan dan diberi gaji oleh pemerintah, atau ditertibkan.

Mereka diberi pilihan untuk setidaknya mengangkat harga diri mereka dari pengemis menjadi pekerja. Namun, apa yang terjadi? Mereka meminta gaji berkisar antara 4-10 juta rupiah per bulan untuk jadi penyapu jalan! Alasannya, mereka memiliki banyak kebutuhan.

Selidik punya selidik, sebuah badan statistik independen mencoba menghitung penghasilan para Gepeng dengan perhitungan kasar. Kalau tidak salah, begini hitungan kasarnya:

Asumsikan lampu merah menyala setiap 5 menit. Inilah saatnya para Gepeng beraksi memasang wajah memelas. Rata-ratakan, setiap satu kali lampu merah, mereka mendapat 2000 rupiah. Dalam satu jam, mereka mendapatkan 24000 rupiah. Apabila mereka nongkrong di lampu merah selama 10 jam saja, mereka bisa mendapatkan 240000 rupiah. Dalam sebulan, coba kalikan dengan 30 hari? Pendapatan mereka 7200000 rupiah. Saya perjelas; TUJUH JUTA DUARATUS RIBU RUPIAH!!

Sekali lagi, ini bukan isu hangat. Namun, dari sinilah diskusi terjadi dimana-mana. Sebagian besar tentu naik pitam mendengarnya. Dengan alasan-alasan yang berbeda. Namun, alasannya didominasi dengan perbandingan besarnya pendapatan dengan mereka yang sudah bergelar S1.

Salah satu teman di facebook saya bahkan membuat infographic-nya, yang cukup brilian. Nah. Yang membuat saya agak merasa terganggu, adalah diagram batang di bagian bawah. Terdapat data berbagai macam penghasilan, dan profesi saya sebagai guru honorer ikut mejeng disana. Menyakitkan memang, ketika pekerjaan paling mulia dinilai paling murah, sedangkan pekerjaan yang *maaf* agak kurang baik (sebagai pengemis) justru memiliki penghasilan yang sangat tinggi. Melebihi mereka yang telah meniti karir sebagai manajer sekalipun.

Hal yang paling membuat saya ingin meledak sebenarnya bukan masalah berapa saya dibayar dan berapa mereka mendapat uang. Hal itu merupakan rezeki dari Allah, masing-masing berbeda dan masing-masing punya jalannya sendiri. Tapi, apa mengemis itu merupakan jalan mencari rezeki? Saya pikir tidak.. karena bahkan Nabi Muhammadpun mencontohkan pada umatnya untuk berusaha berdagang atau bekerja, supaya tidak mengais sisa sisa rezeki orang lain dengan cara mengemis. Saya tidak masalah dengan angka. Toh, pekerjaan saya mulia.

Yang paling menganggu saya adalah mental dan budaya mengemis di generasi selanjutnya. Kalau mentalnya sudah mental peminta-minta; ayahnya mengemis, ibunya mengemis, lalu membuat anak yang banyak untuk mengemis, dan mereka membudayakan minta-minta sebagai profesi, mau jadi apa negara kita ini?

[Pic source]

Tuesday, October 1, 2013

Word Puzzle

Rencana pembelajaran yang telah tersusun, baik di kelas Ekonomi maupun Kewirausahaan telah tersampaikan. Sesuai kalender akademik, sekolah menjadwalkan ujian tengah semester (UTS) di tanggal 7 minggu depan.

Semua materi yang akan di UTS-kan Alhamdulillah sudah teraampaikan. Gue masih punya satu pertemuan sebelum UTS dimulai, jadi gue mencoba mengajak para siswa untuk warming up. Yup. Pemanasan. Bukan, bukan test-sebelum test. I think its too cruel to give double test, meskipun seharusnya minggu ini dijadwalkan untuk ujian harian. Oleh karena itu, gue menyulap ujian harian dalam bentuk game. Dan, ini dikerjakan berkelompok. (Tips: bentuk kelompok tidak lebih dari 4 orang. Untuk mengerjakan puzzle setipe ini, lebih dari 4 orang akan menyebabkan pengerjaan yang kurang efektif)

Inilah yang kami lakukan: mencari kata diantara rentetan-rentetan huruf. Classic, eh? Tapi para siswa masih saja excited dengan permainan ini. Setelah mendapat kata dari puzzle ini, semua grup diminta mencari definisinya. Mau nggak mau, they were pushed to open their books; read, and write. Setidaknya, ini akan membuat para siswa "terpaksa" meriview ulang apa yang telah gue terangkan di bab-bab awal.
Anyway, I'll give you tips about how to make this kind of puzzle easily with Ms. Word... stay tuned ;)



Thursday, September 26, 2013

Circular Flow Diagram

Last week, i try to explain about circular flow diagrams. In economic, it is a diagram that show us the connection between producers and consumers.
It will be easy if I use power point; i can show the visual picture and explain it easily. But, my creativity was tested again while there wasn't any infocus yet in my school.

So, this what I've done:
Using printed visual picture, redraw the diagrams, and voila! I can explain well and Alhamdulillah, the students understand my explanation.


Jadi, jangan bairkan keterbatasan membatasi semangat mengajarmu ya? http://eemoticons.net 

Friday, September 20, 2013

Sistem Ekonomi, Oh My God!!!

Kenapa gue tulis "Oh My God" di judulnya?
Karena siswa-siswa gue menghela nafas ketika gue menulis ini di papan tulis:

TUGAS:
Cari: Pengertian, Sejarah pemikiran, tokoh, ciri-ciri, kelebihan, dan kekurangan dai SISTEM EKONOMI berikut:
  • Sistem ekonomi kapitalis
  • sistem ekonomi sosialis
  • sistem ekonomi campuran
  • sistem ekonomi komando
  • sistem ekonomi pasar
  • sistem ekonomi syariah
Sebentar, gue nggak sejahat itu ngasih tugas sebanyak dan semembosankan-itu. Belum lagi, siswa kelas sepuluh biasanya masih sangat asing dengan istilah dan jenis-jenis sistem ekonomi diatas. Jadi, gue membagi kelas menjadi enam kelompok, kemudian masing-masing kelompok mendapat satu saja sistem ekonomi yang harus ditelitinya. Kalau digambarkan, mungkin kira-kira seperti ini:

Ceritanya, yang merah membahas sistem ekonomi kapitalis, yang hijau kelompok ekonomi sosialis, kuning membahas sistem ekonomi campuran, yang biru komando, kelompok pink membahas sistem ekonomi pasar, dan ungu syariah. Mereka ditugaskan untuk bekerja kelompok mencari informasi selengkap-lengkapnya mengenai sistem ekonominya masing-masing.

Tentunya ini akan memakan cukup banyak waktu dan membutuhkan media internet untuk mencari informasi yang lengkap. Jadi, kerja kelompok yang pertama dijadikan tugas (home work).

Pada pertemuan selanjutnya, setelah masing-masing kelompok menyelesaikan tugasnya dan telah mengetahui masing-masing sistem ekonomi yang berbeda, mereka dipecah kembali ke dalam kelompok yang berbeda. Cara cepatnya, mereka diminta untuk menghitung dari satu hingga enam, tiap kelompoknya. Kemudian, siswa yang mendapat nomor hitungan satu, berkumpul dengan siswa dari kelompok lain yang juga mendapat nomor hitungan satu, begitu juga dengan dua, tiga dan seterusnya.

Alhasil, mereka akan bertemua dengan kelompok barunya, yang nantinya seperti ini:
Voila! They're mixed up ;P
Setiap kelompoknya akan terdiri dari minimal satu siswa yang berasal dari kelompok dengan tugas yang berbeda. (apabila jumlah tidak pas, biasanya akan ada kelebihan personil di beberapa kelompok, hal ini tidak masalah selama dari masing-masing kelompok memiliki perwakilan). Dengan kelompok barunya, setiap siswa bisa saling berdiskusi, bertukar informasi, dan mencaari thu lebih dalam mengenai sistem ekonomi satu sama lainnya.

Diskusi tanpa tujuan yang jelas hanya akan membuat kelas tak terendali, oleh karena itu, selalu ingat: Buat sebuah goal dari setiap diskusi. Dalam diskusi sistem ekonomi kali ini, gue memberikan beberapa soal yang hanya bisa dijawab setelah mereka aktif berdiskusi, diantaranya:
  1. Dari keenam sistem ekonomi tersebut, terdapat beberapa sistem ekonomi yang saling bertentangan satu sama lain, sistem ekonomi apa sajakah itu?
  2. Apabila terdapat sistem ekonomi yang saling bertentangan, manakah sistem ekonomi yang bersifat "penengah"?
  3. Dari keenam sistem ekonomi tersebut, terdapat pula beberapa sistem ekonomi yang saling menyerupai satu sama lain, sistem ekonomi apa sajakah itu?
  4. Menurut pendapat kalian, sistem ekonomi yang manakah yang paling ideal? Diskusikan, dan kemukakan pendapatmu!
Soal-soal tersebut harus didiskusikan untuk mendapatkan jawaban yang tepat, karena masing-masing hanya memegang satu sistem ekonomi. Dengan cara ini, siswa akan terdorong utnuk mempelajari sistem ekonomi yang lainnya. dengan cara ini juga, mereka akan menemukan bahwa, beberapa dari sistem ekonomi yang ditugaskan sebenarnya sama, hanya berbeda nama saja. Seperti sistem ekonomi pasar sebenarnya sama dengan sistem ekonomi kapitalis. ;)

Sunday, September 8, 2013

Using Mind Maps

Menjadi guru ekonomi memang susah-susah gampang. Apalagi untuk siswa sekolah umum, kelas sepuluh yang beban belajarnya masih sangat banyak. Yap, di sekolah tempat gue bekerja, Kurikulum 2013 yang sensasional itu belum sempat diterapkan. Kami masih menggunakan kurikulum KTSP 2006 dan itu berarti, penjurusan dimulai di tahun kedua (kelas sebelas)

Gue sangat mengerti beban belajar siswa kelas sepuluh: Biologi, Fisika, Kimia, lengkap dengan Sosiologi, Geografi dan Ekonomi, belum lagi pelajaran Bahasa; Sunda, Inggris dan Indonesia. Dengan tantangan belajar ekonomi yang sangat membutuhkan konsep yang kuat, hapalan bukanlah pilihan. Iya, Ekonomi memang banyak di teori dan materi-materi uraian (meski ada juga hitungan-hitungannya) tapi karena gue sendiri adalah tipe pembelajar yang sangat sulit untuk meghapal, gue nggak pernah menekankan pada siswa gue untuk menghapal. Kalau bahasa sundanya, hapal cangkem"

Hal yang paling penting dari belajar ekonomi adalah pemahaman konsep. kalau udah ngerti konsepnya, gampang. Maka dari itu, penggunaan peta konsep sangat berguna dalam pelajaran Ekonomi.

Hal yang pertama gue jelaskan di kelas Ekonomi (setelah menyampaikan mengenai "Apa Itu Ekonomi", tentunya) adalah mengenai kebutuhan. Needs and Wants. Pada kurikulum internasionalpun, materi ini merupakan materi awal yang disampaikan di kelas Ekonomi.

Kebutuhan dan alat pemuas kebutuhan, ternyata dibagi menjadi beberapa kelompok. Meski uraian dan poin-poinnya terpampang jelas di buku paketnya, gue menyarankan para siswa untuk menulis ulang penggolongan kebutuhan ini di buku catatannya. Peta konsep sederhana yang gue contohkan sih seperti ini:

Yang ini gue printscreen dari salah satu BSE. BSE cukup membantu, loh.

Yang ini bikin sendiri pake smartartnya Microsoft word.


Setelah browsing dan lihat-lihat contoh peta konsep, buatan gue ini ternyata masih terlalu sederhana. Yang kompleks dan cukup menariknya, yang seperti ininih:

image from wikipedia,

Yang paling penting dari peta konsep, buatlah se-colorful mungkin. Se-eye catching mungkin, supaya nggak bosen lihatnya, dan pemahaman mengenai konsep pun menjadi lebih mudah.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...