Showing posts with label entrepreneur. Show all posts
Showing posts with label entrepreneur. Show all posts

Friday, April 18, 2014

Question Cards Game

Baiklah, saya memang tidak terlalu ahli dalam membuat nama untuk sebuah permainan. "Question Cards Game" adalah nama dadakan yang saya pikirikan, dan iya, namanya memang mainstream. Konsep tentang metode pembelajaran yang satu ini saya pikirkan dalam waktu yang singkat, sekitar 12 jam sebelum mengajar di kelas, saya gelisah mengingat metode untuk mengajar besok belum matang dipersiapkan. Akhirnya, saya terpikir untuk memberikan soal dengan cara yang "berbeda"

Siswa akan sangat tegang apabila mengetahui kegiatan belajar hari ini adalah mengerjakan soal. Mereka seolah paranoid dengan kalimat "Oke, sekarang keluarkan kertas selembar!". Kenapa saya tau mereka paranoid? Karena setiap saya mengatakan hal itu, siswa selalu menarik nafas berat, beberapa memekik tertahan, dan bertanya "Ulangan, bu?". Bahkan pada kertas selembarpun mereka seolah ketakutan. http://eemoticons.net

Akhirnya, saya berinisiatif untuk membuka pelajaran dengan kalimat yang berbeda kali ini, saya mengatakan "Hari ini kita akan bermain kartu!" http://eemoticons.net Kelas langsung ricuh dan beberapa nyeletuk "Remi bu? Gapleh?" "Kok main kartu sih?" "Wah..aku gak bisa kalau remi.." dan celetukan celetukan lainnya. Alhamdulillah, dari mulai pemberitauhan aturan main sampai akhir permainan, semua siswa terlihat antusias.



Jadi.. inilah yang saya persiapkan:

Materials:
- 12 kartu pertanyaan dengan kode
- 12 kartu jawaban dengan kode yang sama dengan kartu pertanyaan
- Meja belajar di kelas diatur agar siswa dapat duduk belingkar
- Stopwatch atau timer untuk memperhatikan waktu

Aturan Main:
  • Siswa diperbolehkan memilih pasangannya, permainan ini dilakukan secara berpasangan
  • Pada setiap babak, siswa diperbolehkan mengambil satu kartu soal dan diberi waktu tujuh menit untuk mengerjakan soal pada buku tulisnya masing-masing. (Lamanya waktu merupakan kesepakatan bersama. Untuk soal hitungan biasanya membutuhkan waktu lama)
  • Setelah waktu habis, siswa harus menyimpan kembali kartunya
  • Setelah menyimpan kartu, siswa diperbolehkan untuk mengecek kebenaran jawabannya dengan cara melihat kartu jawaban
  • Siswa melakukan skoring sesuai dengan petunjuk
  • Siswa dapat 'menyerah' untuk mengerjakan soal, dengan menyimpan kartu soal dan TIDAK mengecek kebenarannya dengan melihat kartu jawaban
Skoring:
- Setiap jawaban benar mendapatkan nilai +3
- Setiap jawaban salah mendapatkan nilai -1
- Setiap soal yang tidak selesai dikerjakan (siswa menyerah dan tidak lihat kartu jawaban), maka nilainya 0

Dengan aturan skoring mandiri, ini juga memberikan pembelajaran bagi siswa untuk berlaku jujur. Mereka menilai sendiri pekerjaan mereka dan dituntut untuk jujur. Sebelumnya, telah disepakati bahwa pasangan yang mendapat nilai terendah harus mendapatkan hukuman. Hukuman tersebut ditentukan oleh pasangan yang nilainya tertinggi. Hukumannyapun harus edukatif, misalnya menjelaskan salah satu soal di depan kelas, dan sebagainya.

Dengan metode ini, seluruh siswa terpaksa untuk aktif. Setidaknya, semua siswa berusaha untuk 'aman' dari skor terendah. Tugas gurupun lebih ringan, hanya memegang waktu dan mengawasi. Inilah yang dinamakan "student centered learning method", metode belajar tipe "berpusat pada anak" memang membutuhkan persiapan yang matang dari guru.



Thursday, February 20, 2014

Learning Sources are Everywhere!

Memasuki semester genap, materi yang termuat di pelajaran ekonomi tak hanya mengenai teori. Pada semester genap, siswa mulai diajak untuk mengetahui bahwa semua hal yang terjadi di sekitar mereka tidak akan lepas dari teori ekonomi yang termuat di buku mereka. sayangnya, tidak semua siswa ngeh bahwa apa yang dipelajari mereka sekarang tidak jauh dengan apa yang diberitakan reporter cantik di layar televisinya, mungkin karena mereka mampir ke chanel berita hanya beberapa menit.

Oleh karena itu, akhir-akhir ini saya 'memaksa' mereka untuk melihat dunia di sekitarnya dan meminta mereka menghubungkan dengan teori di buku teks mereka. Seperti beberapa minggu lalu, saya meminjam setumpuk koran langganan sekolah dan membawanya ke kelas. Koran bukan hal yang asing, sebenarnya. Tapi baru saat itulah mereka menemukan bahwa kejadian-kejadian ekonomi yang hanya mereka khayalkan di kelas, juga benar-benar terjadi pada negrinya. Seperti inflasi, kemiskinan, pemerataan pendapatan, dan lain sebagainya.





Koran hanya salah satu media untuk menunjukkan pada siswa bahwa apa yang mereka pelajari itu penting. (Mengingat beberapa siswa malas sekolah karena merasa apa yang dipelajari di sekolah itu tidak penting) Dan selain koran, tentu sangat banyak media yang dapat digunakan untuk melengkapi pembelajaran. Terlebih sains.salah satu rekan guru yang mengajar Biologi bahkan menyimpan roti yang sudah berjamur di laci mejanya, "untuk penelitian", katanya.

Minggu depan, saya menugaskan para siswa untuk observasi langsung pada pedagang kaki lima sebagai media (sekaligus metode) pembelajaran kewirausahaan, yaitu menghitung titik balik modal (Break even Point). It gonna be fun! Yap. Sebenarnya, tidak ada alasan untuk malas belajar atau mengajar. Because learning sources are everywhere!

Friday, September 27, 2013

Presentation Without Any Electronic Device?

I keep asking the principal if there will be an infocus or something in our school, to help the learning process more interesting and easy. But, our school is a newborn baby, its very hard for us to maximizing our  facilities. There should be a confusing procedure and the whole school too busy mending anything else.

In my Entrepreneurship class, I have plan to give the students a homework; identifying a success entrepreneur. And they should do presentation in the front of the class. I tired enough to wait the infocus come, so I decide they should make their own flip chart --or something creative, to help them explaining about the entrepreneur to their friends.

Here are the list of entrepreneur that they should identified:
  1. Enzo Ferarri
  2. Henry Ford
  3. Mark Zuckerberg
  4. Edward Forrer
  5. Coco Channel
  6. Hendra Arifin
  7. Chairul Tanjung
  8. Ray Croc
  9. Jack Dorsey
  10. Pramono Donny
  11. Andrew darwis
  12. Jerry Baldwin
  13. Jerry Yang
  14. Larry Page
  15. Bob sadino
  16. Walt Disney
  17. Steve Jobs
  18. Bill Gates
  19. Thomas Alva Edison
  20. Ralph Lauren
  21. Estee Lauder
  22. Adolf Dassler
  23. Donald Trump
  24. Torakusu Yamaha
  25. Eiji Toyoda
  26. Au Bintoro
  27. Jhonny Andrean
  28. etc...

At first, students looks so scruple. You know, not all the students love to do crafting-thingy. I give them two weeks to finish their project






After two weeks, I'm not disappointed with the result. All the five class, (total 31 groups) made their best. I can't take the picture of all of them, but here's some picture while they presenting the project.







Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...