Showing posts with label class. Show all posts
Showing posts with label class. Show all posts

Thursday, October 2, 2014

Last Day at School



Our First (and last) pic

Kemarin, tanggal 30 September 2014 adalah hari terakhir saya mengajar di sekolah tempat saya mengabdi. Terlalu banyak pertanyaan "kenapa", tapi sebenarnya saya sendiri sulit mengungkapkan alasannya dalam bentuk kata-kata.

Sekolah ini bagus, berpotensi baik, dengan anak-anak yang menyenangkan. Sekolah ini adalah inspirasi utama saya dalam menulis blog ini. Lalu, kenapa?

This empty teacher room always makes me comfortable <3
Hidup adalah pilihan. Kita hanya punya 24 jam dalam satu hari. Menurut ilmu ekonomi, ada yang disebut dengan problem of choices. Ketika manusia dihadapkan dengan pilihan, banyak hal yang dipertimbangkan, kemudian salah satunya harus dikorbankan. Mengajar adalah jiwa saya. Namun, masih banyak mimpi dan masih banyak jalan yang harus ditekuni.

Saya mempersiapkan kata-kata perpisahan jauh sebelum hari itu. Saat harinya tiba, rasanya cukup menyesakkan. Saya mengajar dengan mata yang lebih awas; saya tekuni wajah siswa satu persatu. Saya merasa perpisahan ini akan berlangsung biasa; perpisahan di sekolah selalu terjadi. Anak-anak tumbuh, besar, naik kelas, lulus, dan lupa pada gurunya. Pilihannya hanya dua: meninggalkan atau ditinggalkan. Jadi, tidak akan ada yang spesial di hari pengumuman ini, saya pikir.

Reaksi anak-anak saat mendengar bahwa saat itu adalah hari terakhir saya cukup mengejutkan. Mereka ber "HAAAAAAAAAHHHH...???" Panjang dan keras. Saya hanya nyengir, sambil melanjutkan beberapa wejangan saya agar mereka tetap semangat dan rajin belajar. Detik selanjutnya tidak akan pernah saya lupakan. Salah satu siswa menunduk terdiam, dan tak butuh waktu banyak untuk tahu bahwa ia menahan tangis. Dua-tiga siswa perempuan lainnya ikut menangis. Saya tak pernah menyangka akan membuat mereka sesedih ini. Hari itu adalah kali pertama saya belajar tegar. Sebelumnya, saya adalah pengobral air mata. Di depan siswa, saya harus kuat. Meyakinkan mereka untuk juga tegar.

Bendungan air mata saya terlatih. Saya tak menangis. Saya bahagia. Di hari terakhir saya mengajar, saya tahu bahwa cinta saya pada mereka selama ini telah sampai. Tidak hanya di telinga, di mata, atau di otak. Tapi di hati. Menit terakhir, saya bergiliran memeluk siswa perempuan dan menepuk pundak siswa laki-laki.

Saya akan merindukan mereka. Dan sekolah ini.

Sekolah mana lagi yang punya pemandangan seperti ini setiap musim panen? :D

Sekolah selalu memiliki dua keadaan yang sangat berbeda: sangat ramai atau sangat sepi.



Tuesday, September 23, 2014

Voiceless Teaching

Remember that badge from "Eat, Pray Love" movie? I think I need that one.
Musim pancaroba. Flu. Angin malam. Terlalu semangat mengajar. Saya tidak tahu faktor mana yang paling mempengaruhi pada kondisi saya hari ini, namun yang pasti, mereka semua berpartisipasi dalam kasus ini: Penculikan suara milik Ibu Vicky!

http://eemoticons.net 

Setelah mengajar non-stop dari jam 13 sampai 18 dalam kondisi tenggorokan yang tidak sehat, ternyata di hari kedua setelah 'konser' suara saya berubah melengking. Awalnya berasa seksi, mirip-mirip suara Dewi Perssik yang lagi manja. Lama-lama, suaranya makin melemah dan keesokan harinya, saya bangun dengan suara yang sama sekali hilang (!)

Dari situ, saya baru menyadari bahwa kesehatan tenggorokan adalah hal yang paling penting bagi seorang guru. Terkadang, kita menyadari sesuatu yang berharga justru ketika sesuatu itu sedang tidak ada. :')
Sampai hari ini, saya datang ke sekolah dengan kondisi tubuh yang fit, tapi tanpa suara. Kepala sekolah bahkan menunda jadwal supervisinya. But show must go on! Sebentar lagi siswa harus menghadapi UTS dan maih ada pembelajaran yang harus dilakukan sebelum UTS tiba. Akhirnya, saya tetap masuk kelas. Voiceless teaching.

Mulanya, saya menugaskan beberapa siswa untuk jadi "tim sukses". Mereka harus tahu kondisi saya, mengumumkan pada teman sekelasnya, dan menjalani amanah untuk mengontrol masing-masing kelompok belajarnya. Untungnya, KBM hari ini adalah untuk melanjutkan drama minggu lalu. Kemudian, KBM dilanjutkan dengan diskusi mengenai penyebab dan cara mengatasi pengangguran. Saya hanya memberi sedikit direction untuk siswa. Beberapa dibantu dengan bahasa isyarat (beberapa tak kuat menahan tawa, saya sendiri geli memeragakan bahasa isyarat di depan kelas). Namun akhirnya, hari ini berlalu dengan lancar, meski mungkin kurang efektif.

Satu hal, teachers: jaga kondisi, karena tubuhmu, suaramu, pikirmu, idemu dibutuhkan ratusan siswamu. Guru, bukan lagi manusia yang bekerja demi dirinya sendiri. Mereka bekerja untuk manusia yang lain.

Doakan saya cepat sembuh, ya. :')

Wednesday, September 17, 2014

Oh, Drama!

Minggu ini, pembahasan tentang ketenagakerjaan menginjak pada subbab mengenai jenis-jenis pengangguran. Bab yang satu ini memang unik, salah satu rekan guru saya (yang mengajar di bidang IPA) bahkan sempat bercanda dengan setengah kaget; "Hah?! Pengangguran juga dipelajari, ya?!" Begitu katanya..

Pengangguran adalah salah satu masalah Ekonomi Makro. Banyaknya pengangguran menyebabkan produksi agregat menurun, dan hal ini akan menyebabkan pendapatan perkapita menjadi kecil. Sudah menjadi kewajiban bagi kita semua untuk mengetahui hal apa saja yang menyebabkan pengangguran, dan bagaimana cara mengatasinya.

Pengangguran terdiri dari 5 jenis yang berbeda berdasarkan penyebabnya, yaitu: Pengangguran Struktural, Konjuntural, Musiman, Friksional, dan Teknologi. (Saya biasa menyingkatnya SKM Fri Tek) Dengan penyampaian metode ceramah biasa, tentu tidak akan membuat pengajaran menjadi mengasyikan. Oleh karena itu, saya menugaskan siswa untuk membuat drama.

Pertama, saya membagi kelas menjadi lima kelompok. Lalu, saya mengundi tiap kelompok untuk mendapatkan jenis-jenis pengangguran yang berbeda. Sebelumnya, saya sudah mempersiapkan kertas undian lengkap dengan penjelasan pengangguran yang berbeda.



Setelah diundi, tiap-tiap kelompok diberi waktu untuk berdiskusi. Mereka membagi peran dan menyusun dialog. Beberapa sangat kaget ketika saya bilang mereka harus mementaskannya di kelas pada hari yang sama, masih pada jam KBM yang sama. Namun yang lain terlihat sangat antusias.

Alhasil, dari 5 kelompok, hanya 2-3 kelompok yang bisa langsung pentas di setiap kelasnya. Saya cukup dikejutkan dengan kemampuan akting siswa yang jenaka, serta kekompakan mereka dalam menyusun dan menampilkan cerita.

Salah satu yang paling menguras tawa adalah ketika siswa mementaskan drama mengenai pengangguran teknologi. Dalam drama ini, bahkan ada siswa yang mendapat peran sebagai mesin. 😁 Tak kalah lucunya, seorang siswa yang mendapat peran sebagai boss, mendadak lupa skenario dan harus mengintip skrip. Saking nervousnya, ia malah membaca skrip milik narator. Maka ditengah dialog seorang boss yang sedang memecat pegawanya, ia malah membaca "Pada suatu hari... eh?" dan seluruh kelas terpingkal.



Setelah menyaksikan setiap pentas drama, audience diminta untuk membuat tabel ringkasan mengenai apa penyebab utama dari setiap jenis pengangguran tersebut. Kemudian nantinya, setiap kelompok akan ditugaskan untuk mendiskusikan cara mengatasinya.

Saturday, August 23, 2014

Class Laughter #2

Di tempat kerja kedua saya--bimbingan belajar informal--selalu ada rekrutmen rutin dan kami biasanya ditugaskan untuk mengetes guru baru di tahap microteaching. Pada tahap ini, guru-guru lama bertingkah seperti siswa, tak sedikit yang meniru tingkah siswa yang suka membuat onar di kelas. Tujuannya, untuk melihat kemampuan guru baru dalam mengendalikan kelas.

Guru Baru: Nah jadi, rumus untuk menyelesaikan soal ini adalah...
Guru Lama1: Pak..! Si A malah mainin handphone!
Guru Baru : Jangan main handphone ya, nak.. kan sedang belajar.
Guru Lama2: Kata siapa gak boleh main handphone?
Guru Baru: Kata saya...
Guru Lama2: Main handphone mah boleh, pak. Yang nggak boleh mainin hati bapak.. :3
*kemudian salting*

Monday, August 18, 2014

Class Laughter #1

*sedang mempresentasikan hasil pengumpulan data mengenai negara maju dan berkembang*

Siswa A: Finlandia sempat memiliki hutang luar negeri yang sangat banyak, mencapai US $ 30++...
Kelas: *menyimak*
Siswa A: Namun, Finlandia mampu bangkit dari keterpurukan tersebut. bakwan, Finlandia menjadi salah satu negara yang..
Kelas: Bakwan?
Siswa A: Maksud saya, bahkan..
Kelas: Mulai lapaa~ar mulai lapaar~

pic source

Friday, April 18, 2014

Question Cards Game

Baiklah, saya memang tidak terlalu ahli dalam membuat nama untuk sebuah permainan. "Question Cards Game" adalah nama dadakan yang saya pikirikan, dan iya, namanya memang mainstream. Konsep tentang metode pembelajaran yang satu ini saya pikirkan dalam waktu yang singkat, sekitar 12 jam sebelum mengajar di kelas, saya gelisah mengingat metode untuk mengajar besok belum matang dipersiapkan. Akhirnya, saya terpikir untuk memberikan soal dengan cara yang "berbeda"

Siswa akan sangat tegang apabila mengetahui kegiatan belajar hari ini adalah mengerjakan soal. Mereka seolah paranoid dengan kalimat "Oke, sekarang keluarkan kertas selembar!". Kenapa saya tau mereka paranoid? Karena setiap saya mengatakan hal itu, siswa selalu menarik nafas berat, beberapa memekik tertahan, dan bertanya "Ulangan, bu?". Bahkan pada kertas selembarpun mereka seolah ketakutan. http://eemoticons.net

Akhirnya, saya berinisiatif untuk membuka pelajaran dengan kalimat yang berbeda kali ini, saya mengatakan "Hari ini kita akan bermain kartu!" http://eemoticons.net Kelas langsung ricuh dan beberapa nyeletuk "Remi bu? Gapleh?" "Kok main kartu sih?" "Wah..aku gak bisa kalau remi.." dan celetukan celetukan lainnya. Alhamdulillah, dari mulai pemberitauhan aturan main sampai akhir permainan, semua siswa terlihat antusias.



Jadi.. inilah yang saya persiapkan:

Materials:
- 12 kartu pertanyaan dengan kode
- 12 kartu jawaban dengan kode yang sama dengan kartu pertanyaan
- Meja belajar di kelas diatur agar siswa dapat duduk belingkar
- Stopwatch atau timer untuk memperhatikan waktu

Aturan Main:
  • Siswa diperbolehkan memilih pasangannya, permainan ini dilakukan secara berpasangan
  • Pada setiap babak, siswa diperbolehkan mengambil satu kartu soal dan diberi waktu tujuh menit untuk mengerjakan soal pada buku tulisnya masing-masing. (Lamanya waktu merupakan kesepakatan bersama. Untuk soal hitungan biasanya membutuhkan waktu lama)
  • Setelah waktu habis, siswa harus menyimpan kembali kartunya
  • Setelah menyimpan kartu, siswa diperbolehkan untuk mengecek kebenaran jawabannya dengan cara melihat kartu jawaban
  • Siswa melakukan skoring sesuai dengan petunjuk
  • Siswa dapat 'menyerah' untuk mengerjakan soal, dengan menyimpan kartu soal dan TIDAK mengecek kebenarannya dengan melihat kartu jawaban
Skoring:
- Setiap jawaban benar mendapatkan nilai +3
- Setiap jawaban salah mendapatkan nilai -1
- Setiap soal yang tidak selesai dikerjakan (siswa menyerah dan tidak lihat kartu jawaban), maka nilainya 0

Dengan aturan skoring mandiri, ini juga memberikan pembelajaran bagi siswa untuk berlaku jujur. Mereka menilai sendiri pekerjaan mereka dan dituntut untuk jujur. Sebelumnya, telah disepakati bahwa pasangan yang mendapat nilai terendah harus mendapatkan hukuman. Hukuman tersebut ditentukan oleh pasangan yang nilainya tertinggi. Hukumannyapun harus edukatif, misalnya menjelaskan salah satu soal di depan kelas, dan sebagainya.

Dengan metode ini, seluruh siswa terpaksa untuk aktif. Setidaknya, semua siswa berusaha untuk 'aman' dari skor terendah. Tugas gurupun lebih ringan, hanya memegang waktu dan mengawasi. Inilah yang dinamakan "student centered learning method", metode belajar tipe "berpusat pada anak" memang membutuhkan persiapan yang matang dari guru.



Saturday, March 22, 2014

Intermezzo Time!

Minggu pertama di bulan Maret ini menjadi minggu yang (cukup) menegangkan bagi para siswa. Karena, hampir seluruh sekolah menengah atas mengadakan UTS (Ujian Tidak Serius- :p ) Itu berarti, minggu kedua disediakan untuk pekan remedial, yaitu pekan perbaikan nilai bagi mereka yang nilainya belum bisa memenuhi KKM.

Sebenarnya, yang merasa horor di minggu-minggu UTS bukan hanya siswa, loh. Guru-pun ikut merasa 'horor'. Pasalnya, seminggu sebelum UTS guru harus mempersiapkan soal. Tidak sembarangan tentunya, harus dengan perhitungan, analisis pencapaian indikator, tingkat kesulitan, dan lain sebagainya. Pada minggu UTS, guru harus mengawas, memastikan tidak ada praktek "korupsi" pada saat ujian. Lalu, setelah UTS selesai, guru harus langsung memeriksa dan memberi skor. Menentukan siswa mana yang perlu perbaikan dan mana yang tidak perlu.

So, everybody seems to be stressed on those two weeks. Siswa stress dengan ujian dan nervous menunggu hasilnya, guru sudah cukup lengkap stressnya mulai dari mempersiapkan sampai skoring. Belum lagi, beberapa siasat harus dilakoni guru ketika memasuki minggu setel;ah UTS; menghadapi kelas yang terbagi dua, mereka yang perlu perbaikan dan mereka yang tidak.

Untungnya, di saat yang cukup stressful ini, saya ingat seorang guru pernah mengadakan permainan yang sampai sekarang sangat berkenan ketika saya masih duduk di sekolah menengah. Saya pribadi nggak tau nama permainan ini sebenarnya apa; Backwriter? Self Assesment? Testimoni-time? Back-comment? Saya ngakak sendiri dengan nama-nama aneh yang saya coba buat. :p

Yap! Begini. :))

Jadi, ketika sebagian siswa harus duduk mengerjakan soal remedial, sebagian yang lain diperbolehkan ikut bermain. Peraturannya gampang, setiap orang harus punya selembar ketas putih yang ditempel di punggungnya, dan semua yang ikut akan berkewajiban mengisi testimoni--saran, kritik, baik yang positif maupun yang negatif. Maka, setiap orang akan bergiliran menulisi dan ditulisi punggungnya oleh semua teman-temannya.

Ada beberapa peraturan yang harus diperhatikan dalam permainan ini, yaitu:
  • Setiap orang harus menulisi dan ditulisi kertas dipunggungnya, baik kritik positif maupun negatif
  • Penulisan dilakukan secara anonim
  • Kritik yang negatif harus disampaikan dengan cara yang baik, tidak menggunakan kata-kata kasar yang mungkin menyinggung hati
  • Usahakan menulis kritik yang membangun, bukankritik yang berpotensi bullying
  • Hati-hati bagi anak laki-laki yang akan menulis di punggung teman perempuannya, harus minta izin dulu. Kalau teman perempuannya risih, kertas boleh dicabut sementara untuk ditulisi, baru kemudian dipasang lagi di punggung teman tersebut. 
You aren't allowed to TALK behind my back, but you allowed to WRITE there :"
Di menit-menit terakhir, siswa diperbolehkan kembali ke tempat duduk untuk kemudian membaca kertasnya masing-masing. Sebagian besar cekikikan, sebagian yang lain penasaran siapa yang menuliskannya, sebagian penasaran dengan kertas temannya yang lain.

Fungsi dari permainan ini adalah penilaian diri sendiri. Terkadang, kita berlaku dan bertingkah tanpa peduli apa yang dirasakan oleh orang lain. Dan terkadang, teman kita memiliki pendapat yang (sebenarnya) baik untuk mengbah sisi negatif kita, namun tidak sempat membicarakannya secara langsung. Maka, dengan permainan inilah semuanya bisa dilakukan! http://eemoticons.net

Thursday, February 20, 2014

Learning Sources are Everywhere!

Memasuki semester genap, materi yang termuat di pelajaran ekonomi tak hanya mengenai teori. Pada semester genap, siswa mulai diajak untuk mengetahui bahwa semua hal yang terjadi di sekitar mereka tidak akan lepas dari teori ekonomi yang termuat di buku mereka. sayangnya, tidak semua siswa ngeh bahwa apa yang dipelajari mereka sekarang tidak jauh dengan apa yang diberitakan reporter cantik di layar televisinya, mungkin karena mereka mampir ke chanel berita hanya beberapa menit.

Oleh karena itu, akhir-akhir ini saya 'memaksa' mereka untuk melihat dunia di sekitarnya dan meminta mereka menghubungkan dengan teori di buku teks mereka. Seperti beberapa minggu lalu, saya meminjam setumpuk koran langganan sekolah dan membawanya ke kelas. Koran bukan hal yang asing, sebenarnya. Tapi baru saat itulah mereka menemukan bahwa kejadian-kejadian ekonomi yang hanya mereka khayalkan di kelas, juga benar-benar terjadi pada negrinya. Seperti inflasi, kemiskinan, pemerataan pendapatan, dan lain sebagainya.





Koran hanya salah satu media untuk menunjukkan pada siswa bahwa apa yang mereka pelajari itu penting. (Mengingat beberapa siswa malas sekolah karena merasa apa yang dipelajari di sekolah itu tidak penting) Dan selain koran, tentu sangat banyak media yang dapat digunakan untuk melengkapi pembelajaran. Terlebih sains.salah satu rekan guru yang mengajar Biologi bahkan menyimpan roti yang sudah berjamur di laci mejanya, "untuk penelitian", katanya.

Minggu depan, saya menugaskan para siswa untuk observasi langsung pada pedagang kaki lima sebagai media (sekaligus metode) pembelajaran kewirausahaan, yaitu menghitung titik balik modal (Break even Point). It gonna be fun! Yap. Sebenarnya, tidak ada alasan untuk malas belajar atau mengajar. Because learning sources are everywhere!

Tuesday, October 1, 2013

Word Puzzle

Rencana pembelajaran yang telah tersusun, baik di kelas Ekonomi maupun Kewirausahaan telah tersampaikan. Sesuai kalender akademik, sekolah menjadwalkan ujian tengah semester (UTS) di tanggal 7 minggu depan.

Semua materi yang akan di UTS-kan Alhamdulillah sudah teraampaikan. Gue masih punya satu pertemuan sebelum UTS dimulai, jadi gue mencoba mengajak para siswa untuk warming up. Yup. Pemanasan. Bukan, bukan test-sebelum test. I think its too cruel to give double test, meskipun seharusnya minggu ini dijadwalkan untuk ujian harian. Oleh karena itu, gue menyulap ujian harian dalam bentuk game. Dan, ini dikerjakan berkelompok. (Tips: bentuk kelompok tidak lebih dari 4 orang. Untuk mengerjakan puzzle setipe ini, lebih dari 4 orang akan menyebabkan pengerjaan yang kurang efektif)

Inilah yang kami lakukan: mencari kata diantara rentetan-rentetan huruf. Classic, eh? Tapi para siswa masih saja excited dengan permainan ini. Setelah mendapat kata dari puzzle ini, semua grup diminta mencari definisinya. Mau nggak mau, they were pushed to open their books; read, and write. Setidaknya, ini akan membuat para siswa "terpaksa" meriview ulang apa yang telah gue terangkan di bab-bab awal.
Anyway, I'll give you tips about how to make this kind of puzzle easily with Ms. Word... stay tuned ;)



Friday, September 27, 2013

Presentation Without Any Electronic Device?

I keep asking the principal if there will be an infocus or something in our school, to help the learning process more interesting and easy. But, our school is a newborn baby, its very hard for us to maximizing our  facilities. There should be a confusing procedure and the whole school too busy mending anything else.

In my Entrepreneurship class, I have plan to give the students a homework; identifying a success entrepreneur. And they should do presentation in the front of the class. I tired enough to wait the infocus come, so I decide they should make their own flip chart --or something creative, to help them explaining about the entrepreneur to their friends.

Here are the list of entrepreneur that they should identified:
  1. Enzo Ferarri
  2. Henry Ford
  3. Mark Zuckerberg
  4. Edward Forrer
  5. Coco Channel
  6. Hendra Arifin
  7. Chairul Tanjung
  8. Ray Croc
  9. Jack Dorsey
  10. Pramono Donny
  11. Andrew darwis
  12. Jerry Baldwin
  13. Jerry Yang
  14. Larry Page
  15. Bob sadino
  16. Walt Disney
  17. Steve Jobs
  18. Bill Gates
  19. Thomas Alva Edison
  20. Ralph Lauren
  21. Estee Lauder
  22. Adolf Dassler
  23. Donald Trump
  24. Torakusu Yamaha
  25. Eiji Toyoda
  26. Au Bintoro
  27. Jhonny Andrean
  28. etc...

At first, students looks so scruple. You know, not all the students love to do crafting-thingy. I give them two weeks to finish their project






After two weeks, I'm not disappointed with the result. All the five class, (total 31 groups) made their best. I can't take the picture of all of them, but here's some picture while they presenting the project.







Friday, September 20, 2013

Sistem Ekonomi, Oh My God!!!

Kenapa gue tulis "Oh My God" di judulnya?
Karena siswa-siswa gue menghela nafas ketika gue menulis ini di papan tulis:

TUGAS:
Cari: Pengertian, Sejarah pemikiran, tokoh, ciri-ciri, kelebihan, dan kekurangan dai SISTEM EKONOMI berikut:
  • Sistem ekonomi kapitalis
  • sistem ekonomi sosialis
  • sistem ekonomi campuran
  • sistem ekonomi komando
  • sistem ekonomi pasar
  • sistem ekonomi syariah
Sebentar, gue nggak sejahat itu ngasih tugas sebanyak dan semembosankan-itu. Belum lagi, siswa kelas sepuluh biasanya masih sangat asing dengan istilah dan jenis-jenis sistem ekonomi diatas. Jadi, gue membagi kelas menjadi enam kelompok, kemudian masing-masing kelompok mendapat satu saja sistem ekonomi yang harus ditelitinya. Kalau digambarkan, mungkin kira-kira seperti ini:

Ceritanya, yang merah membahas sistem ekonomi kapitalis, yang hijau kelompok ekonomi sosialis, kuning membahas sistem ekonomi campuran, yang biru komando, kelompok pink membahas sistem ekonomi pasar, dan ungu syariah. Mereka ditugaskan untuk bekerja kelompok mencari informasi selengkap-lengkapnya mengenai sistem ekonominya masing-masing.

Tentunya ini akan memakan cukup banyak waktu dan membutuhkan media internet untuk mencari informasi yang lengkap. Jadi, kerja kelompok yang pertama dijadikan tugas (home work).

Pada pertemuan selanjutnya, setelah masing-masing kelompok menyelesaikan tugasnya dan telah mengetahui masing-masing sistem ekonomi yang berbeda, mereka dipecah kembali ke dalam kelompok yang berbeda. Cara cepatnya, mereka diminta untuk menghitung dari satu hingga enam, tiap kelompoknya. Kemudian, siswa yang mendapat nomor hitungan satu, berkumpul dengan siswa dari kelompok lain yang juga mendapat nomor hitungan satu, begitu juga dengan dua, tiga dan seterusnya.

Alhasil, mereka akan bertemua dengan kelompok barunya, yang nantinya seperti ini:
Voila! They're mixed up ;P
Setiap kelompoknya akan terdiri dari minimal satu siswa yang berasal dari kelompok dengan tugas yang berbeda. (apabila jumlah tidak pas, biasanya akan ada kelebihan personil di beberapa kelompok, hal ini tidak masalah selama dari masing-masing kelompok memiliki perwakilan). Dengan kelompok barunya, setiap siswa bisa saling berdiskusi, bertukar informasi, dan mencaari thu lebih dalam mengenai sistem ekonomi satu sama lainnya.

Diskusi tanpa tujuan yang jelas hanya akan membuat kelas tak terendali, oleh karena itu, selalu ingat: Buat sebuah goal dari setiap diskusi. Dalam diskusi sistem ekonomi kali ini, gue memberikan beberapa soal yang hanya bisa dijawab setelah mereka aktif berdiskusi, diantaranya:
  1. Dari keenam sistem ekonomi tersebut, terdapat beberapa sistem ekonomi yang saling bertentangan satu sama lain, sistem ekonomi apa sajakah itu?
  2. Apabila terdapat sistem ekonomi yang saling bertentangan, manakah sistem ekonomi yang bersifat "penengah"?
  3. Dari keenam sistem ekonomi tersebut, terdapat pula beberapa sistem ekonomi yang saling menyerupai satu sama lain, sistem ekonomi apa sajakah itu?
  4. Menurut pendapat kalian, sistem ekonomi yang manakah yang paling ideal? Diskusikan, dan kemukakan pendapatmu!
Soal-soal tersebut harus didiskusikan untuk mendapatkan jawaban yang tepat, karena masing-masing hanya memegang satu sistem ekonomi. Dengan cara ini, siswa akan terdorong utnuk mempelajari sistem ekonomi yang lainnya. dengan cara ini juga, mereka akan menemukan bahwa, beberapa dari sistem ekonomi yang ditugaskan sebenarnya sama, hanya berbeda nama saja. Seperti sistem ekonomi pasar sebenarnya sama dengan sistem ekonomi kapitalis. ;)

Friday, September 13, 2013

Karakteristik Wirausaha dan Metode Acak Kata

Selain mengajar Ekonomi, gue juga diamanahi untuk mengajar mata pelajaran Wirausaha. Kewirausahaan adalah pelajaran wajib di SMK, tapi untuk di SMA tempat gue ngajar, mata pelajaran kewirausahaan juga dimasukkan sebagai muatan lokal.

Rencana kepala sekolah, pelajaran Kewirausahaan ini hanya akan ada di tahun pertama, jadi gue harus sekreatif mungkin meng-compile SK-KD dari mata pelajaran Kewirausahaan SMK yang notabene lamanya tiga tahun. Salah satu materi yang cukup penting untuk disampaikan adalah mengenai Karakteristik Wirausaha.

Karakteristik wirausaha dirumuskan oleh banyak ahli, namun yang paling terkenal adalah karakteristik wirausaha menurut Bygrave. Berikut Karakteristik Wirausaha menurut Bygrave yang dikenal dengan 10 D:
  1. DREAM (Mimpi)
  2. DECISIVENESS (Tegas)
  3. DOING (Melakukan)
  4. DETERMINATION (Komitmen, Kebulatan tekad)
  5. DEDICATION (Dedikasi)
  6. DEVOTION (Mengabdi)
  7. DETAILS (Rinci)
  8. DOLLARS (Uang)
  9. DESTINY (Nasib)
  10. DISTRIBUTE (Menyebarkan/menyalurkan kewajiban)
Untuk penjelasan lebih lanjut, silakan klik disini.

Menjelaskan mengenai karakteristik, sifat, faktor keberhasilan, dan lain-lain dalam pelajaran Kewirausahaan bisa sangat membosankan apabila dilakukan dengan metode ceramah biasa. Oleh karena itu, untuk mencegah keboringan, gue mencoba salah satu metode pembelajaran interaktif; Metode Acak Kata.

What you need

Potongan huruf. Tulis kesepuluh karakteristik dan gunting per huruf.

Masukkan pada amplop dan beri nomor. Satu amplop mendapat potongan huruf dari dua karakteristik,

Langkah Pekerjaan
  • Bagi siswa kedalam lima kelompok secara acak
  • Bacakan aturan main, sampaikan bahwa masing-masing kelompok akan diberi amplop berisi potongan huruf. Tugas mereka adalah menyusunnya hingga menemukan masing-masing dua karakteristik wirausaha.
  • Setelah siswa paham, amplop dibagikan tanpa boleh dibuka terlebih dahulu
  • Permainan dimulai dan amplop dibuka pada saat bersamaan.
  • Kelompok yang mampu menemukan kata harus melakukan konfirmasi dulu pada guru, untuk mengetahui apakah kata yang mereka temukan tepat
  • Apabila satu kelompok sudah menemukan dua karakteristik, maka tugas selanjutnya adalah ,mencari arti kata tersebut dan menghubungkannya dengan bidang kewirausahaan. 



Sayangnya, gue nggak sempet ambil foto ketika pelaksanaan. Seisi kelas cukup excited dengan suasana kompetisi yang tercipta. http://eemoticons.net

Sunday, September 8, 2013

Using Mind Maps

Menjadi guru ekonomi memang susah-susah gampang. Apalagi untuk siswa sekolah umum, kelas sepuluh yang beban belajarnya masih sangat banyak. Yap, di sekolah tempat gue bekerja, Kurikulum 2013 yang sensasional itu belum sempat diterapkan. Kami masih menggunakan kurikulum KTSP 2006 dan itu berarti, penjurusan dimulai di tahun kedua (kelas sebelas)

Gue sangat mengerti beban belajar siswa kelas sepuluh: Biologi, Fisika, Kimia, lengkap dengan Sosiologi, Geografi dan Ekonomi, belum lagi pelajaran Bahasa; Sunda, Inggris dan Indonesia. Dengan tantangan belajar ekonomi yang sangat membutuhkan konsep yang kuat, hapalan bukanlah pilihan. Iya, Ekonomi memang banyak di teori dan materi-materi uraian (meski ada juga hitungan-hitungannya) tapi karena gue sendiri adalah tipe pembelajar yang sangat sulit untuk meghapal, gue nggak pernah menekankan pada siswa gue untuk menghapal. Kalau bahasa sundanya, hapal cangkem"

Hal yang paling penting dari belajar ekonomi adalah pemahaman konsep. kalau udah ngerti konsepnya, gampang. Maka dari itu, penggunaan peta konsep sangat berguna dalam pelajaran Ekonomi.

Hal yang pertama gue jelaskan di kelas Ekonomi (setelah menyampaikan mengenai "Apa Itu Ekonomi", tentunya) adalah mengenai kebutuhan. Needs and Wants. Pada kurikulum internasionalpun, materi ini merupakan materi awal yang disampaikan di kelas Ekonomi.

Kebutuhan dan alat pemuas kebutuhan, ternyata dibagi menjadi beberapa kelompok. Meski uraian dan poin-poinnya terpampang jelas di buku paketnya, gue menyarankan para siswa untuk menulis ulang penggolongan kebutuhan ini di buku catatannya. Peta konsep sederhana yang gue contohkan sih seperti ini:

Yang ini gue printscreen dari salah satu BSE. BSE cukup membantu, loh.

Yang ini bikin sendiri pake smartartnya Microsoft word.


Setelah browsing dan lihat-lihat contoh peta konsep, buatan gue ini ternyata masih terlalu sederhana. Yang kompleks dan cukup menariknya, yang seperti ininih:

image from wikipedia,

Yang paling penting dari peta konsep, buatlah se-colorful mungkin. Se-eye catching mungkin, supaya nggak bosen lihatnya, dan pemahaman mengenai konsep pun menjadi lebih mudah.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...